• Enter Slide 1 Title Here

    This is slide 1 description. Go to Edit HTML and find this content. Replace it your own description.

  • Enter Slide 2 Title Here

    This is slide 2 description. Go to Edit HTML and find this content. Replace it your own description.

  • Enter Slide 3 Title Here

    This is slide 3 description. Go to Edit HTML and find this content. Replace it your own description.

  • Enter Slide 4 Title Here

    This is slide 4 description. Go to Edit HTML and find this content. Replace it your own description.

  • Enter Slide 5 Title Here

    This is slide 5 description. Go to Edit HTML and find this content. Replace it your own description.

  • Enter Slide 6 Title Here

    This is slide 6 description. Go to Edit HTML and find this content. Replace it your own description.

Kamis, 25 April 2013

GUNUNG BROMO

Posted by Unknown on 08.38 with No comments


Gunung Bromo (dari bahasa SanskertaBrahma, salah seorang Dewa UtamaHindu), merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif.
Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten ProbolinggoPasuruanLumajang, danKabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.
Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.

Selama abad XX, gunung yang terkenal sebagai tempat wisata itu meletus sebanyak tiga kali, dengan interval waktu yang teratur, yaitu 30 tahun. Letusan terbesar terjadi 1974, sedangkan letusan terakhir terjadi pada 2010.

Sejarah Jembatan Suramadu

Posted by Unknown on 08.29 with 1 comment

Berdirinya Jembatan Suramadu merupakan tonggak sejarah baru dalam pembangunan konstruksi prasarana perhubungan di Indonesia. Jembatan antarpulau sepanjang 5.438 meter yang akan diresmikan Rabu (10/6) besok itu bukan hanya yang terpanjang di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara.
Sebagai jembatan yang menghubungkan dua pulau, sesungguhnya Suramadu (Surabaya-Madura) merupakan yang kedua setelah rangkaian jembatan Barelang (Batam Rempang Galang) yang selesai dibangun tahun 1997. Enam jembatan dengan berbagai tipe yang menghubungkan tujuh pulau kecil di Propinsi Kepulauan Riau ini, merupakan landmark keberhasilan dan kemandirian anak bangsa dalam membangun jembatan antar pulau.
Sebelum Suramadu dibangun, sempat timbul keragu-raguan, apakah mungkin membangun jembatan di daerah patahan dan gempa? Bagaimana dengan tiupan angin di laut Selat Madura yang terkenal kencang, apakah tidak akan memengaruhi konstruksi jembatan?
Penelitian pun akhirnya dilakukan secara mendalam selama tahun 2003-2004. Penelitian yang lebih bersifat technical study dilakukan terhadap 12 item yang kebanyakan berupa parameter tanah.
Dari sisi seismic hazard analysis, misalnya, diperoleh kesimpulan, di sekitar lokasi jembatan tidak ditemukan suatu patahan aktif. Berdasarkan katalog gempa juga tidak ditemukan gempa dengan magnitude di atas 4 skala Richter sehingga kondisi di sekitar lokasi jembatan cukup stabil.
Kajian mendalam juga dilakukan terhadap kontur dasar laut, arus air laut, serta pengaruh pasang terhadap jembatan. Ternyata semuanya sangat memungkinkan untuk dibangun jembatan yang menghubungkan dua pulau. Adapun untuk angin, berdasarkan kajian ternyata angin yang melintang kecepatannya sekitar 3,6 kilometer per jam sampai maksimal 65 kilometer per jam.
Tahan gempa
Jembatan Suramadu yang pemancangan tiang pertamanya dilakukan pada 20 Agustus 2003 oleh Presiden Megawati Soekarnoputri saat ini bisa tahan terhadap guncangan gempa sampai 7 skala Richter. Jembatan ini pun dirancang dengan sistem antikorosi pada fondasi tiang baja.
Karena menghubungkan dua pulau, teknologi pembangunan Jembatan Suramadu didesain agar memungkinkan kapal-kapal dapat melintas di bawah jembatan. Itulah sebabnya, di bagian bentang tengah Suramadu disediakan ruang selebar 400 meter secara horizontal dengan tinggi sekitar 35 meter.
Untuk menciptakan ruang gerak yang lebih leluasa bagi kapal- kapal, di bagian bentang tengah Suramadu dibangun dua tower (pylon) setinggi masing-masing 140 meter dari atas air. Kedua tower ini ditopang sebanyak 144 buah kabel penopang (stayed cable) serta ditanam dengan fondasi sedalam 100 meter hingga 105 meter.
"Total panjang tower sekitar 240 meter. Ini sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya," kata Direktur Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum Hermanto Dardak.
Kuat 100 tahun
Secara keseluruhan, pembangunan Suramadu menghabiskan sekitar 650.000 ton beton dan lebih kurang 50.000 ton besi baja. Tak heran, dinas pekerjaan umum mengklaim Suramadu sebagai megaproyek yang menghabiskan dana total mencapai Rp 4,5 triliun. Jembatan ini dirancang kuat bertahan hingga 100 tahun atau hampir menyamai standar Inggris yang mencapai 120 tahun.
Karena berada di tengah lautan, Suramadu berpotensi terkendala faktor angin besar yang potensial terjadi di tengah lautan. Untuk memastikan keamanan kendaraan yang melintas di atas Suramadu, Departemen Pekerjaan Umum akan membangun pusat monitoring kondisi cuaca, khususnya angin.
"Jika kecepatan angin sudah mencapai 11 meter per detik atau sekitar 40 kilometer per jam, jembatan harus ditutup untuk kendaraan roda dua demi keselamatan pengendara," ujar Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto.
Jika kecepatan angin bertambah hingga 18 meter per detik atau sekitar 65 kilometer per jam, jalur untuk kendaraan roda empat akan ditutup. Langkah ini semata-mata untuk keselamatan dan kenyamanan pengendara. Adapun konstruksi jembatan akan tetap aman karena Jembatan Suramadu dirancang tetap kokoh meski ditempa angin berkecepatan lebih dari 200 kilometer per jam.
Bukan cuma kuat dari terpaan angin, Jembatan Suramadu juga didesain mampu menopang kendaraan sesuai standar as atau axle di daratan. Dengan demikian, Suramadu diperkirakan mampu menahan beban dengan berat satu as kendaraan sekitar 10 ton.
Cukup lima menit
Setelah diresmikan besok, diperkirakan Jembatan Suramadu akan dilintasi 8.000-9.000 sepeda motor per hari serta sekitar 4.000 kendaraan roda empat per hari.
Jumlah ini berdasarkan perhitungan sebelumnya, kendaraan yang melintasi Ujung-Kamal dengan menggunakan kapal feri sekitar 2,4 juta sepeda motor per tahun (62 persen) serta 1,5 juta kendaraan roda empat per tahun (38 persen).
Selain bakal padat, jembatan ini pun pasti akan sangat membantu masyarakat karena waktu tempuh Surabaya-Madura bisa dipersingkat. Jika sebelumnya menggunakan feri dibutuhkan waktu sekitar 30 menit, sekarang dengan menggunakan Suramadu cukup ditempuh lima menit.
Sempat tersendat
Pembangunan Suramadu dalam perjalanannya sempat menemui kendala dana. Terhambatnya pencairan dana menyebabkan pembangunan approach bridge atau jembatan pendekat sisi Surabaya sepanjang 672 meter tersendat September 2008. Pemerintah Provinsi Jawa Timur akhirnya menalangi dana pembangunan melalui Bank Jatim sebesar Rp 50 miliar sebelum dana pinjaman dari Bank Exim of China sebesar 68,9 juta dollar AS cair.
Studi pembangunan yang kurang sempurna menyebabkan perkiraan biaya pembangunan juga meleset, seperti tiang pancang jembatan yang awalnya hanya didesain setinggi 45 meter akhirnya bertambah menjadi sekitar 90 meter. Karena itu, dari estimasi awal nilai kontrak sebesar Rp 4,2 triliun, biaya pembangunan akhirnya membengkak hingga Rp 4,5 triliun.
Pembiayaan pembangunan Suramadu 55 persen ditanggung pemerintah, sedangkan 45 persen sisanya pinjaman dari China. Dari total biaya pembangunan Suramadu sebesar Rp 4,5 triliun, sekitar Rp 2,1 triliun di antaranya harus berutang kepada China.
Mahalnya pemikiran dan biaya pembangunan Suramadu diharapkan mampu menumbuhkan geliat ekonomi Tanah Air, terutama Jawa Timur

Kamis, 04 April 2013

WISATA DIENG WONOSOBO

Posted by Unknown on 20.07 with No comments
         

                         "DIENG WONOSOBO"

      Dieng adalah nama pegunungan yang berada sekitar 26 kilometer ke arah utara dari Kota Wonosobo, Jawa Tengah. Luasnya kurang lebih 619,846 hektar. Wilayahnya dikelilingi oleh beberapa gunung (gugusan gunung). Gunung-gunung itu antara lain: Sumbing, Sindoro dan Pegunungan Dieng sendiri. Nama Dieng, berasal dari kata Di-Hyang yang berarti "tempat bersemayamnya para dewa". Di ketinggian sekitar +/-2100 meter dari permukaan air laut ada suatu dataran berukuran sekitar 14.000 meter persegi. Dataran tinggi tersebut merupakan daratan yang terbentuk oleh kawah gunung berapi yang telah mati. Bentuk kawahnya terlihat jelas dari dataran yang terletak di tengah yang dikelilingi oleh bukit-bukit. Beberapa kawahnya masih aktif secara vulkanik. Yang paling terkenal adalah kawah Si Kidang. Dinamai Si Kidang karena kawah ini aktif berpindah-pindah lesana kemari layaknya kidang/kijang. Disamping itu, ada juga aktivitas vulkanik yang berupa gas/uap panas bumi yang dialirkan melalui pipa dengan diameter yang cukup besar. Gas panas bumi itu dijadikan sebagai pembangkit listrik. Satu hal yang menarik adalah di dataran tinggi tersebut ada peninggalan nenek moyang yang berupa beberapa candi (kompleks percandian).

           Komplek Candi Dieng dibangun pada masa Hindu, karena di areal percandian tersebut banyak ditemukan peninggalan-peninggalan berupa arca-arca Dewa Siwa, Wisnu, Agastya, Ganesha dan lain-lainya yang bercirikan agama Hindu. Namun, masyarakat setempat (sekitarnya) menamainya dengan tokoh-tokoh wayang Purwa dalam lokan Mahabarata, misalnya Candi Arjuna, Candi Gatotkaca, Candi Dwarawati, Candi Bima, Candi Semar, Candi Sembadra, Candi Srikandi dan Candi Puntadewa. Nama candi-candi tersebut tidak ada kaitannya dengan fungsi bangunan dan diperkirakan nama candi-candi diberikan setelah bangunan candi tersebut ditinggalkan atau tidak digunakan lagi. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti siapa yang membangunnya. Yang jelas bahwa berdasarkan salah satu dari 12 prasasti yang ada, kompleks percandian tersebut dibuat 731 (Saka) atau 809 Masehi. Jadi, pada awal abad ke-9.

Komplek percandian yang ada di dataran tinggi Dieng itu dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu Candi Arjuna, Candi Gatotkaca, Candi Dwarawati, dan Candi Bima. Masing-masing kelompok terdiri dari beberapa candi yang juga dinamai dengan nama tokoh-tokoh dalam cerita Mahabarata. Berikut ini akan diuraikan benda-benda cagar budaya yang terdapat dalam komplek percandian di dataran tinggi Dieng dari arah utara ke selatan.

Kelompok Candi Dwarawati

Kelompok Candi Dwarawati terletak paling utara diantara candi-candi di dataran tinggi Dieng yang didirikan di Bukit Perahu. Dahulu kelompok ini terdiri dari dua buah candi, yakni Candi Dwarawati (di sebelah timur) dan Candi Parikesit (di sebelah barat). Namun, saat ini yang masih berdiri hanya Candi Dwarawati saja. Candi Dwarawati menghadap ke arah barat dengan bentuk empat persegi panjang, berukuran panjang 5 meter dan lebar 4 meter, sedangkan tingginya 6 meter. Pada masing-masing dinding luar dan dalam candi terdapat relung-relung tempat arca yang sudah kosong, kecuali sebuah alas arca di dalam bilik candi (dhatu garbha). Sedangkan, atap candi berhias menara-menara kecil dan dihias dengan simbar-simbar lukisan kepala. Bentuk atap dan hiasan-hiasannya merupakan pengaruh dari India Selatan.

Petirtaan Bimo Lukar

Pertirtaan ini berupa kolam yang bermata air jernih, aliran airnya cukup deras, dan berukuran 5 m x 2,5 m x 1 m. Bangunannya terdiri dari susunan batu yang berhiaskan relief. Airnya disalurkan melalui beberapa pancuran.

Kelompok Candi Arjuna

Kelompok Candi Arjuna merupakan kelompok terbesar. Kalau orang mengatakan Candi Dieng, biasanya yang dimaksud adalah kelompok Candi Arjuna, padahal sebenarnya masih banyak kelompok yang lain. Kelompok yang memanjang dari utara ke selatan ini terdiri atas dua deretan candi, yakni deretan sebelah timur dan sebelah barat.

Deretan sebelah timur semua menghadap ke barat dan terdiri atas beberapa bangunan candi, yakni: Candi Arjuna-Srikandi, Puntadewa, dan Sembadra. Sedangkan, deretan sebelah barat tinggal satu candi yang masih berdiri, yakni Candi Semar yang berhadapan dengan Candi Arjuna.

Berbeda dengan kelompok Candi Dwarawati yang denahnya empat persegi panjang, candi-candi kelompok Arjuna berdenah bujur sangkar, tanpa penampil, hanya di bagian depan terdapat bilik pintu masuk yang menjorok ke depan. Pada dinding terdapat relung-relung dan hiasan-hiasan. Di bagian depan berhias kala-makara. Atapnya kaya akan hiasan. Sayang, kebanyakan candi di komplek ini sudah rusak dan beberapa diantaranya tinggal fondasinya saja. Sebenarnya sekitar 200 meter di sebelah barat-daya kelompok Candi Arjuna terdapat sisa-sisa bangunan yang dikenal sebagai Candi Setyaki, Petruk, Antareja, Nala Gareng, Nakula dan Sadewa, namun sudah sulit diidentifikasi karena tinggal fondasi-fondasinya saja.

Kelompok Candi Gatotkaca

Candi Gatotkaca tempatnya agak tinggi dibandingkan dengan kelompok Arjuna, yakni di sebelah barat telaga Bale Kambang dan di lereng bukit Panggonan. Candi Gatotkaca menghadap ke barat dan berdenah bujur sangkar berukuran 4,5 m x 4,5 m, dengan penampil pada masing-masing sisinya.

Kelompok Candi Bima

Kelompok Candi Bima kini tinggal satu candi saja dan terletak pada deretan ujung paling selatan, menghadap ke timur. Baturnya bujur sangkar berukuran 6 m x 6 m, sedangkan fondasinya berbentuk segi delapan, tinggi candi 8 m. Dibandingkan dengan candi-candi lainnya, Candi Bima termasuk paling utuh. Gaya bangunannya khusus. Atapnya dipenuhi hiasan dan terdiri dari tiga tingkatan yang batas-batasnya tidak jelas. Bentuk seluruhnya seperti Sikhara (seperti mangkuk yang ditangkupkan) di India Utara, hanya hiasan-hiasan menara dan relung-relung yang berbentuk tapal kuda menunjukkan pengaruh India Selatan.

Dahulu Candi Bima mempunyai 24 arca kudu, yaitu arca yang berbentuk kepala manusia yang seolah-olah melongok keluar dari bilik jendela yang masing-masing beratnya sekitar 15 kilogram, tinggi 24 cm, lebar 20 cm dan tebal 27 cm. Namun, karena seringnya terjadi pencurian di komplek Candi Dieng, terutama Candi Bima, maka saat ini arca yang terdapat di Candi Bima hanya sekitar 13 buah saja





SEJARAH GEMBIRA LOKA ZOO YOGYAKARTA

Posted by Unknown on 19.52 with No comments
  "GEMBIRA LOKA ZOO YOGYAKARTA"

Ide awal pembangunan Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka berasal dari keinginan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada tahun 1933 akan sebuah tempat hiburan, yang di kemudian hari dinamakan Kebun Rojo. Ide tersebut direalisasikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan bantuan Ir. Karsten, seorang arsitekberkebangsaan Belanda. Ir. Karsten kemudian memilih lokasi disebelah barat sungai Winongo, karena dianggap sebagai tempat paling ideal untuk pembangunan Kebun Rojo tersebut. Namun akibat dampak Perang Dunia II dan juga pendudukan oleh Jepang, pembangunan Kebun Rojo terhenti.
Pada saat proses pemindahan ibukota negara dari Yogyakarta kembali ke Jakarta di tahun 1949 setelah selesainya Perang Dunia II, tercetus lagi sebuah ide untuk memberikan kenang-kenangan kepada masyarakat Yogyakarta berupa sebuah tempat hiburan dari pemerintah pusat yang dipelopori oleh Januismadi dan Hadi, SH. Ide tersebut mendapat sambutan hangat dari masyarakat Yogyakarta, akan tetapi realisasinya masih belum dirasakan oleh masyarakat.Hingga di tahun 1953, dengan berdirinya Yayasan Gembira Loka Yogyakarta (sesuai akta notaris RM. Wiranto No. 11 tanggal 10 September 1953)yang diketuai oleh Sri Paduka KGPAA Paku Alam VIII, maka pembangunan Kebun Rojo yang tertunda baru benar-benar dapat direalisasikan.
Selang beberapa tahun kemudian, tepatnya 1959, KGPAA Paku Alam VIII menunjuk Tirtowinoto untuk melanjutkan pembangunan Gembira Loka. Dipilihnya Tirtowinoto karena yang bersangkutan dinilai memiliki kecintaan terhadap alam dan minat yang besar terhadap perkembangan Gembira Loka. Ternyata sumbangsih Tirtowinoto yang tidak sedikit, baik dalam hal pemikiran maupun material, terbukti mampu membawa kemajuan yang pesatbagi Gembira Loka. Puncaknya di tahun 1978, ketika koleksi satwa yang dimiliki semakin lengkap, sehingga pengunjung Gembira Loka mampu mencapai 1,5 juta orang.
 

Minggu, 03 Maret 2013

TAMAN WISATA AIR PANAS GUCI

Posted by Unknown on 03.46 with No comments
"TAMAN WISATA AIR PANAS GUCI"

"Asal Mula Dinamaka Guci"

Mungkin kalau dari nama, kita beranggapan, guci adalah sebuah pot yang indah dan membuat orang tertarik melihatnya. Tapi ternyata Guci disini yang dibahas adalah nama sebuah objek wisata di daerah Tegal dan sangat terkenal. Objek wisata Guci ini adalah sebuah objek wisata air panas, yang dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit dan membuat awet muda. 
Kepercayaan ini berawal dari sebuah cerita adanya suatu Pedukuhan yang bernama Kaputihan yang berarti putih belum tercemar atau masih suci.belum tercemar oleh agama dan peradaban lain. Istilah Kaputihan pertama kali yang memperkenalkan adalah Beliau yang di kenal dengan Kyai Ageng Klitik ( Kyai Klitik ) yang nama sesungguhnya adalah Raden Mas Arya Wiryo cucu Raden Patah Bangsawan dari Keraton Mataram Ngayogjokarto Hadiningrat asal dari Demak. Setelah beliau Kyai Klitik menetap lama di lereng gunung Slamet ( kampung Kaputihan ) maka banyak warga berdatangan dari tempat lain sehingga kampung kaputihan menjadi ramai.Suatu ketika datanglah Syech Elang Sutajaya utusan Sunan Gunung Jati ( Syech Syarief Hidayatulloh) dari Pesantren Gunung Jati Cirebon untuk Syiar Islam. Dan kebetulan di kampung kaputihan sedang terjadi pageblug ( wabah penyakit merajalela, banyak terjadi bencana alam dan tanaman di serang hama dll ) Sehingga Beliau Elang Sutajaya memohon petunjuk kepada Allah Swt dengan semedi kemudian Alloh Swt memberi petunjuk supaya masyarakat kampung Kaputihan meningkatkan Iman dan Taqwanya kepada Alloh Swt dengan menggelar Tasyakuran, memperbanyak sedekah dan yang terkena wabah penyakit agar meminum air dari kendi (guci) yang sudah di do’a kan oleh Sunan Gunungjati .

Dalam kesempatan itu pula Sunan Gunungjati berkenan mendo’akan sumber air panas di kampung Kaputihan agar bisa di pergunakan untuk menyembuhkan segala penyakit.

Semenjak itu karena Guci yang berisi air yang sudah di do’akan Sunan Gunungjati di tinggal di kampong Kaputihan dan selalu di jadikan sarana pengobatan,maka sejak saat itu masyarakat menyebut-nyebut Guci-Guci.Sehingga Kyai Klitik selaku Kepala Dukuh Kaputihan merubahnya menjadi Desa Guci. Dan Beliau sebagai Lurah pertamanya. Guci peninggalan Elang Sutajaya itu sekarang berada di Musium Nasional setelah pada saat pemerintahan Adipati Brebes Raden Cakraningrat membawanya ke museum.

Hingga kini sudah menjadi tradisi masyarakat Guci dan sekitarnya bahkan dari luar daerah setelah berziarah ke makam walisongo khususnya Sunan Gunungjati sebagai penyempurna terakir dapat di pastikan mandi di air panas Guci untuk memperoleh berkah kesehatan dan penyembuhan segala penyakit, Kini sumber air panas guci tersebut telah di kembangkan menjadi “ Taman Wisata Hot Waterboom “ yang tetap memanfatkan sumber air panas sebagai upaya terapi terhadap penyembuhan berbagai penyakit juga sarana rekreasi dan permainan air bagi anak-anak dan keluarga anda.


"Mitos Masyarakat"

Menurut mitos yang telah beredar selama ratusan tahun, air panas Guci adalah air yang diberikan Walisongo kepada orang yang mereka utus untuk menyiarkan agama Islam ke Jawa Tengah bagian barat di sekitar Tegal. Karena air itu ditempatkan di sebuah guci (poci), dan berkhasiat mendatangkan berkat, masyarakat menyebut lokasi pemberian air itu dengan nama Guci.
Tetapi karena air pemberian wali itu sangat terbatas, pada malam Jumat Kliwon, salah seorang sunan menancapkan tongkat saktinya ke tanah. Atas izin Tuhan, mengalirlah air panas tanpa belerang yang penuh rahmat ini. Nah, Sampai saat ini, setiap malam Jumat Kliwon, banyak orang datang dan mandi di tempat pemandian air panas ini untuk mendapat berkah. Bagi masyarakat sekitar obyek wisata ini, Guci adalah air hangat yang mengalir deras dari ujungnya, terus-menerus, tanpa henti. Kehangatan airnya dipercaya bisa menyembuhkan penyakit.

Ada sekitar 10 air terjun yang terdapat di daerah Guci. Di bagian atas pemandian umum disebut pancuran 13. Agak jauh sekitar satu kilometer, terdapat air terjun dengan air dingin bernama Air Terjun Jedor. Dinamai begitu karena dulu tempat di sekitar air terjun setinggi 15 meter itu adalah milik seorang Lurah yang bernama Lurah Jedor.

Pemandian pancuran 13 adalah lokasi yang paling banyak dikunjungi orang. Disebut begitu karena memiliki pancuran berjumlah tigabelas buah. Pemandian ini bisa dinikmati siapa saja alias tak bayar. Selain itu, berendam di pancuran tujuh merupakan alternative lainnnya. Di pancuran ini, penduduk desa Guci juga sering mandi entah untuk keperluan mencari berkat maupun untuk menyembuhkan penyakit seperti rematik, koreng atau penyakit kulit lain.
Nb. Jangan lupa buat Sobat-Sobat Bloggers apabila pas kebetulan singgah dikota Tegal.. jangan langsung pulang sebelum mampir ke Obyek Wisata Guci.... Dijamin bakal ketagihan.. :D
Demikian tentang  Sejarah Obyek Wisata Guci Tegal (Jawa Tengah)


Jumat, 01 Maret 2013

Legenda Danau Merah Pulau Ndana Rote

Posted by Unknown on 07.22 with No comments

"Legenda Danau Merah Pulau Ndana Rote"

Ada mitos masyarakat di kepulauan Rote yang menyebutkan, bahwa wanita haid dilarang berkunjung memasuki area danau merah yang terletak di tengah pulau Ndana Rote, yang memiliki pemandangan alam sangat luar biasa ini. Sebabnya tidak terurai, karena sudah ditelusuritipswisatamurah.com tidak ditemui keterangan yang menjelaskan. Aneh bin ajaibnya larangan itu sudah turun temurun dan dipatuhi oleh masyarakat setempat.
Ndana yang banyak menawarkan pemandangan apik ini berada di Kecamatan Rote Barat Daya Kupang, Nusa Tenggara Timur. persis di mulut pantai selancar Bo’a – Nemberala yang dapat dijangkau dengan perahu motor / spedbot sekitar 20 menit dari Rote. Pemandangan pulau Ndana dikelilingi oleh pasir putih yang indah dengan ombak yang cukup menarik untuk permainan selancar. Kalau anda jenuh ingin yang lain, di lokasi terdekat danau merah ini anda juga bisa menikmatipesona pantai pink komodo

Selain mitos diatas, di Kabupaten Rote Ndao juga terdapat legenda dua buah Batu Termanu. Konon menurut kepercayaan masyarakat setempat kedua batu tersebut berkelamin pria dan wanita, Nah lho... batu itu bernama Batu Hun dan Batu Suelay. Konon lagi, batu itu bisa berjalan berpindah pindah sendiri, pada jaman dahulu kala sebelum menetap di Rote batu tersebut berada disekitar Maluku

Adapun obyek wisata disekitar kedua lokasi yang terdapat di provinsi NTT diatas mempunyai wisata alam yang sangat indah sekali. Selain cagar alamnya,pemandangan disekitar pantai juga sangat menakjubkan..Pertama sekali setiap wisatawan berkunjung di Kabupaten Rote Ndao, begitu kapal motor keluar dari pelabuhan Bolok Kupang yang melewati selat Pukuafu akan melihat Batu Termanu yang menjulang tinggi bagai tugu selamat datang seperti tampak pada gambar diatas, Oh ya, kalau anda membutuhkan info penginapan murah di lombok nusa tenggara timur, silahkan bacadaftar hotel murah di lombok ini

Rabu, 20 Februari 2013

wisata-wisata indonesia dan sejarahnya

Posted by Unknown on 00.18 with No comments
                      "PULAU KOMODO"

Komodo merupakan salah satu dari 17.508 pulau yang membentuk Republik Indonesia. Pulau ini sangat terkenal sebagai habitat alami satwa komodo, kadal terbesar di bumi dan akibatnya dinamai pulau. Pulau Komodo memiliki luas permukaan 390 km ² dan penduduk permanen lebih dari 2.000. Penduduk pulau adalah keturunan dari mantan narapidana yang diasingkan ke pulau dan yang telah dicampur dengan Bugis dari Sulawesi. Populasi terutama penganut Islam tetapi ada juga Kristen dan jemaat Hindu.
Komodo adalah bagian dari rantai Sunda Kecil pulau dan merupakan bagian dari Taman Nasional Komodo. Selain itu, pulau ini merupakan tujuan populer untuk menyelam. Secara administratif, itu adalah bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur.


Pulau Komodo merupakan salah satu pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara. Pulau ini juga merupakan kawasan Taman Nasional Komodo yang dikelola langsung oleh Pemerintah Pusat.Pulau Komodo berada di sebelah barat Pulau Sumbawa, yang dipisahkan oleh Selat Sape. Pulau Komodo dikenal sebagai habitat asli hewan komodo,Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Pulau Komodo merupakan ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat.Di Pulau Komodo, hewan komodo hidup dan berkembang biak dengan baik. Hingga Agustus 2009, di pulau ini terdapat sekitar 1300 ekor komodo. Ditambah dengan pulau lain, seperti Pulau Rinca dan dan Gili Motang, jumlah mereka keseluruhan mencapai sekitar 2500 ekor.Ada pula sekitar 100 ekor komodo di Cagar Alam Wae Wuul di daratan Pulau Flores tapi tidak termasuk wilayah Taman Nasional Komodo(From Wikipedia)



 "CANDI PRAMBANAN"
  Candi Prambanan adalah bangunan luar biasa cantik yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari ( Candi Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, di tengah area yang kini dibangun taman indah.
    Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.
Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.
Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas.
Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.
Candi pendamping yang cukup memikat adalah Candi Garuda yang terletak di dekat Candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang. Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu (berarti 'terbit' atau 'bersinar', biasa diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat) dengan mencuri Tirta Amerta (air suci para dewa).
Kemampuan menyelamatkan itu yang dikagumi oleh banyak orang sampai sekarang dan digunakan untuk berbagai kepentingan. Indonesia menggunakannya untuk lambang negara. Konon, pencipta lambang Garuda Pancasila mencari inspirasi di candi ini. Negara lain yang juga menggunakannya untuk lambang negara adalah Thailand, dengan alasan sama tapi adaptasi bentuk dan kenampakan yang berbeda. Di Thailand, Garuda dikenal dengan istilah Krut atau Pha Krut.
Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah Ramayana. Menurut para ahli, relief itu mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan lewat tradisi lisan. Relief lain yang menarik adalah pohon Kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon Kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini membuat para ahli menganggap bahwa masyarakat abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.
Sama seperti sosok Garuda, Kalpataru kini juga digunakan untuk berbagai kepentingan. Di Indonesia, Kalpataru menjadi lambang Wahana Lingkungan Hidup (Walhi). Bahkan, beberapa ilmuwan di Bali mengembangkan konsep Tri Hita Karana untuk pelestarian lingkungan dengan melihat relief Kalpataru di candi ini. Pohon kehidupan itu juga dapat ditemukan pada gunungan yang digunakan untuk membuka kesenian wayang. Sebuah bukti bahwa relief yang ada di Prambanan telah mendunia.
Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung, kali ini burung yang nyata. Relief-relief burung di Candi Prambanan begitu natural sehingga para biolog bahkan dapat mengidentifikasinya sampai tingkatgenus. Salah satunya relief Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) yang mengundang pertanyaan. Sebabnya, burung itu sebenarnya hanya terdapat di Pulau Masakambing, sebuah pulau di tengah Laut Jawa. Lalu, apakah jenis itu dulu pernah banyak terdapat di Yogyakarta? Jawabannya silakan cari tahu sendiri. Sebab, hingga kini belum ada satu orang pun yang bisa memecahkan misteri itu.
Nah, masih banyak lagi yang bisa digali di Prambanan. Anda tak boleh jemu tentunya. Kalau pun akhirnya lelah, anda bisa beristirahat di taman sekitar candi. Tertarik? Datanglah segera. (Naskah Yunanto Wiji Utomo)

                         " Candi Borobudur"
Borobudur adalah candi Budha terbesar di abad ke-9 yang berukuran 123 x 123 meter. Candi Borobudur selesai dibangun berabad-abad sebelum Angkor Wat di Kamboja.
Siapa tak kenal Candi Borobudur? Candi Budha ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya. Jutaan orang mendamba untuk mengunjungi bangunan yang termasuk dalam World Wonder Heritages ini. Tak mengherankan, sebab secara arsitektural maupun fungsinya sebagai tempat ibadah, Borobudur memang memikat hati.
Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Berdasarkan prasasti Kayumwungan, seorang Indonesia bernama Hudaya Kandahjaya mengungkapkan bahwa Borobudur adalah sebuah tempat ibadah yang selesai dibangun 26 Mei 824, hampir seratus tahun sejak masa awal dibangun. Nama Borobudur sendiri menurut beberapa orang berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara beberapa yang lain mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi.
Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.
Bagian dasar Borobudur, disebut Kamadhatu, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu. Empat tingkat di atasnya disebut Rupadhatu melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha diletakkan terbuka. Sementara, tiga tingkat di atasnya dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang disebut Arupadhatu, melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk. Bagian paling atas yang disebut Arupa melambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam.
Setiap tingkatan memiliki relief-relief indah yang menunjukkan betapa mahir pembuatnya. Relief itu akan terbaca secara runtut bila anda berjalan searah jarum jam (arah kiri dari pintu masuk candi). Pada reliefnya Borobudur bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, yaitu Ramayana. Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Misalnya, relief tentang aktivitas petani yang mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu itu berpusat di Bergotta (Semarang). 
Keseluruhan relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran sang Budha. Karenanya, candi ini dapat dijadikan media edukasi bagi orang-orang yang ingin mempelajari ajaran Budha. YogYES mengajak anda untuk mengelilingi setiap lorong-lorong sempit di Borobudur agar dapat mengerti filosofi agama Budha. Atisha, seorang budhis asal India pada abad ke 10, pernah berkunjung ke candi yang dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 4 abad sebelum Katedral Agung di Eropa ini.(Naskah Yunanto Wiji Utomo)

                     "Taman Mini Indonesia Indah(TMII)"
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) atau "Indonesia Indah Taman Mini" (secara harfiah diterjemahkan) adalah daerah berbasis budaya rekreasi yang berlokasi di Jakarta Timur, Indonesia. Ini memiliki luas sekitar 250 hektar (1,0 km2). Taman adalah sinopsis dari budaya Indonesia, dengan hampir semua aspek kehidupan sehari-hari di provinsi di Indonesia 26 (tahun 1975) dikemas dalam paviliun terpisah dengan koleksi arsitektur Indonesia, pakaian, tarian dan tradisi semua digambarkan tanpa cela. Selain itu, ada sebuah danau dengan miniatur kepulauan di tengah-tengah itu, kabel mobil, museum, Imax Keong Emas bioskop, teater disebut Teater My Homeland (Teater Tanah Airku) dan fasilitas rekreasi lainnya yang membuat TMII salah satu tujuan wisata paling populer di kota 

Ide ini untuk membangun skala kecil di Indonesia awalnya berasal dari mantan ibu negara Indonesia, Siti Hartinah atau dikenal sebagai Tien Soeharto. Ide keluar pada konvensi di 8 Cendana Jalan di 13 Maret 1970. Melalui situs ini rekreasi, dia berharap lebih banyak orang Indonesia akan memiliki kebanggaan nasional yang lebih dari sebelumnya . Proyek yang disebut "Indonesian Proyek Miniatur" dimulai oleh Yayasan Harapan Kita pada tahun 1972. Konsep ini wilayah berbasis budaya rekreasi diambil dari fakta bahwa Indonesia telah unparalled kekayaan dan keragaman dari berbagai aspek.

                      "Monumen Nasional(Monas)"
Monas (yang berarti "uniseluler") adalah akhiran untuk genera bakteri atau Monas (genus), protista yang
Monumen Nasional.

Monumen Nasional
informasi umum
Tipe Obelisk Monumen
Lokasi Jakarta Pusat, Indonesia
Konstruksi dimulai 17 Agustus 1961
Diresmikan 12 Juli 1975 Tinggi 132m Desain dan konstruksi Klien Pemerintah Indonesia Pemilik Republik Indonesia Arsitek Frederich Silaban, R.M. Soedarsono Main kontraktor P.N. Adhi Karya (tumpukan yayasan) Monumen Nasional (Indonesia: Monumen Nasional (Monas)) adalah ft 433 (132 meter) menara di tengah Lapangan Merdeka, Jakarta Pusat, melambangkan perjuangan untuk Indonesia. Konstruksi dimulai pada tahun 1961 di bawah arahan Presiden Soekarno. Monas dibuka untuk umum pada tahun 1975. Hal ini diatapi oleh api ditutupi dengan foil emas. Monumen dan museum yang buka setiap hari dari pukul 08.00 - 15.00 Waktu Indonesia Barat (UTC +7) sepanjang minggu kecuali hari Senin terakhir setiap bulan ketika monumen dekat(From Wikipedia)


                          "Pantai Kuta" 

Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di sebelah selatan Denpasaribu kota BaliIndonesia. Kuta terletak di Kabupaten Badung. Daerah ini merupakan sebuah tujuan wisata turis mancanegara, dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal 70-an. Pantai Kuta sering pula disebut sebagai pantai matahari terbenam (sunset beach) sebagai lawan dari pantai Sanur.
Sebelum menjadi objek wisata, Kuta merupakan sebuah pelabuhan dagang. Di mana produk dari lokal diperdagangkan kepada pembeli dari luar Bali. Pada abad ke-19, Mads Lange, seorang pedagang Denmark, datang ke Bali dan mendirikan basis perdagangan di Kuta. Keahliannya dalam bernegosiasi, membuat Mads Lange sebagai pedagang yang terkenal antara raja-raja Bali dengan Belanda.
Hugh Mahbett juga telah menerbitkan sebuah buku berjudul “Praise to Kuta” yang berisi ajakan kepada masyarakat setempat untuk menyiapkan fasilitas akomodasi wisata. Tujuannya untuk mengantisipasi ledakan wisatawan yang berkunjung ke Bali. Buku itu kemudian menginspirasi banyak orang untuk membangun fasilitas wisata seperti penginapan, restoran dan tempat hiburan.
Di Kuta terdapat banyak pertokoan, restoran dan tempat permandian serta menjemur diri. Selain keindahan pantainya, pantai Kuta juga menawarkan berbagai macam jenis hiburan lain misalnya bar dan restoran di sepanjang pantai menuju pantai Legian. Rosovivo, Ocean Beach Club, Kamasutra, adalah beberapa club paling ramai di sepanjang pantai Kuta.
Pantai ini juga memiliki ombak yang cukup bagus untuk olahraga selancar (surfing), terutama bagi peselancar pemula. Lapangan Udara I Gusti Ngurah Rai terletak tidak jauh dari Kuta.(From Wikipedia bahasa indonesia)